Jurnal Visual Kevin

A Brief Inquiry Into... Domain and Hosting

Kevin
Kevin

Salam sejahtera, Assalamualaikum Wr.Wb., Shalom, Namo Buddhaya, Salam Kebajikan, Om Swastyastu, Look at the stars, look how they shine for you....

Selamat datang di blog asal-asalan gue! Di rangkaian postingan pertama Jurnal ini, gue mau bahas gimana caranya punya domain dan hosting sendiri dan sebenernya apa sih domain dan hosting itu? Ya tentunya tulisan ini cuma berdasarkan pengalaman pribadi gw ngutak-atik domain gw sendiri (vnctkevin.me) dan berbagai bentuk hosting, utamanya Railway dan Vercel (termasuk blog yang lagi lu baca ini dihost di Vercel). Tulisan ini juga ditulis dari perspektif seorang anak ComSci yang udah ngerti Virtual Machine, DNS, dan serba-serbi serupa, jadi teman-teman pembaca sangat terbuka buat cari tahu lebih lanjut di luar sana jika ada konsep-konsep yang belum dipahami :).

First off, Domain.

Apa sih domain itu? Seperti yang sudah dipelajari di matkul Jarkom, Domain itu sederhananya adalah alamat human-readable dari sebuah sistem di Internet. Domain sifatnya unik dan ada pihak yang kerjanya ngedaftarin domain biar mastiin kalo sebuah domain itu tersedia dan cuma ada satu di seluruh dunia. Misalnya, kalo lu mau bikin domain stopbulol.com, lu harus daftarin dulu domain itu supaya ga mungkin ada 2 orang yang punya domain stopbulol.com. Pihak yang ngedaftarin domain ini disebut sebagai registrar. Domain didaftarin ke dalam sebuah DNS atau Domain Name System yang merupakan server di internet yang (secara gampangnya) tugasnya nyatet domain X akan nyambung ke server IP XX.XXX.XXX.XXX, dan sebagainya. vnctkevin.me sendiri itu domain yang didaftarin oleh Namecheap sebagai registrarnya dan sistemnya langganan per tahun sama Namecheap. Kenapa begitu, karena Namecheap dan Github Education Pack ngasih setahun gratis buat domain .me pribadi lu. Tapi tenang aja, ada banyak domain registrar lain baik di indo maupun global dengan harga domain yang beda-beda tiap registrarnya. Bahkan, ada registrar yang nawarin domain gratis kayak freenom.com.

Namecheap
Namecheap Dashboard

Nah, kalo udah punya domain, bisa bikin apa aja?

  1. Bisa punya email @domain.com sendiri pake email forwarding (or host ur own email server?)
  2. Bisa web portfolio sendiri terus pake domain lu buat alamatnya.
  3. Bisa bikin subdomain lu sendiri.

Speaking of subdomain, mari lanjut ke bagian selanjutnya B-).

Domain Expansion!

The subdomain is an optional part of the domain name that precedes the main domain name. It allows for further categorization or organization of websites within a domain. For example, in the domain name "blog.example.com," the subdomain is "blog." It can be used to distinguish different sections or services of a website. Subdomains can also be used to create separate websites or point to different servers or IP addresses within the same domain.

Ya jadi itu kata ChatGPT. Seperti jurnal.vnctkevin.me ini, jurnal adalah subdomain dari vnctkevin.me, dimana subdomain bisa menjadi salah satu cara ekspansi penggunaan domain lu secara lebih luas. Subdomain bisa dipake buat ngasih alamat personalized buat blog pribadi lu sampe mungkin API-API yang pernah lu buat di GCP dan lu pengen showcase jadi porto pribadi lu.

vnctkevin.me sendiri sejauh ini ada 2 subdomain, links.vnctkevin.me dan jurnal.vnctkevin.me. Links itu service URL Shortener yang pernah gue bikin jadi tugas matkul dan sekarang dijadiin portfolio SE gue. Sampai dengan tulisan ini dibaca, Links dihost di Railway. Bikin subdomain itu bisa dilakuin dengan ngedaftarin subdomain itu di DNS yang lu pake. Dalam kasus gue, 2 subdomain tadi didaftarin ke DNS Namecheap pake CNAME Record yang dikasih dari Railway container 2 service tersebut.

Terus Hosting artinya apa bang messi?

Hosting itu ya server sesungguhnya tempat website/webservice lu jalan. Kalo jurnal.vnctkevin.me, ya hostingnya berarti di Railway. Seringkali domain dan hosting itu dijual di sebuah website hosting yang sama, bahkan kadang dipaketin barengan domain+hosting, dan kadang suka bikin bingung sebenernya apa sih yang lu perlu ketika lu pengen setup web portfolio lu sendiri.

Biar gampang dingertiin, kalo lu beli domain, berarti lu beli kepemilikian alamat YYY.com di internet. That's it. Ini ga masalah kalo lu sudah punya server atau pake instance gratis dari Railway atau Google Cloud Platform dengan kredit yang cukup yang didapat dari ngeklaim kupon kelas yang lu drop pas masa add/drop perkuliahan maupun beli sendiri. Bahkan, kalo web lu cuma web statis biasa, itu bisa dihost di Github Pages secara gratis kayak main site vnctkevin.me.

Sedangkan, kalo beli hosting, ya berarti lu beli sebuah instance server. Konsepnya sebenernya sama kayak beli VM GCP, sebuah komputer yang bisa diakses di internet dan bisa nampung service yang lu bikin. Penulis sendiri belom pernah coba beli hosting secara demikian, karena penulis menggunakan GCP dan Railway sebagai host server dan tidak memanfaatkan CMS-CMS seperti Wordpress atau Laravel, jadi mungkin jika ada keterbatasan maupun keunggulan dari hosting-hosting yang ditawarkan di internet, feel free to discuss it.

Ya jadi demikian yang bisa gue bagi berkaitan dengan bikin domain dan ngatasin kebingungan gue yang dari dulu pengen punya website sendiri tapi bingung gimana (padahal anak ComSci masa ga punya domain sendiri). Semoga tulisan ini membantu, terima kasih, dan see u in the next post!


Featured Posts

Stories about my experiences, projects, and thoughts.

Tentang Marah

Beberapa kali aku mendapat pertanyaan ajaib "Lu pernah marah ga Kev?"

Kevin
Kevin

Losing a Family: Tulisan Penutup Tahun 2023

Tulisan singkat atas lika-liku pasang-surut 2023.

Kevin
Kevin